SISTEM KEAMANAN PADA MUSEUM
(Vibration Sensor, Flame Sensor, Touch Sensor, LM35 Sensor)
1. Tujuan (Kembali)
2. Alat dan Bahan (Kembali)
a. Alat
· Power Supply
Spesifikasi :
Input voltage: 5V-12VOutput voltage: 5VOutput Current: MAX 3AOutput power:15Wconversion efficiency: 96%
·
Battery
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
·
DC Voltmeter
b. Bahan
·
Resistor
Spesifikasi:
Resistance (Ohms) : 220
V
Power (Watts) :
0,25 W, ¼ W
Tolerance :
± 5%
Packaging :
Bulk
Composition :
Carbon Film
Temperature Coefficient : 350ppm/°C
Lead Free Status :
Lead Free
RoHS Status :
RoHs Complient
·
Transistor
Spesifikasi:
- Type - NPN
- Collector-Emitter Voltage: 35 V
- Collector-Base Voltage: 35 V
- Emitter-Base Voltage: 5 V
- Collector Current: 2.5 A
- Collector Dissipation - 10 W
- DC Current Gain (hfe) - 100 to 200
- Transition Frequency - 160 MHz
- Operating and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C
- Package - TO-126
·
Relay
·
Gerbang Logika AND
Spesifikasi:
-
Catu daya :
3 V - 15 V
-
Fungsi :
Quad 2-Input AND Gate
-
Propagation delay : 55 ns
-
Level tegangan I/O : CMOS
-
Kemasan : DIP 14-pin
·
Motor DC
Spesifikasi:
·
Buzzer
·
Vibration Sensor
Spesifikasi :
- Tegangan Operasi: 3.3V ke 5V DC
- Operasi Saat Ini: 15mA
- Menggunakan SW-420 biasanya sensor getaran tipe tertutup
- LED menunjukkan output dan daya
- Desain berbasis LM393
- Mudah digunakan dengan Mikrokontroler atau bahkan dengan IC Digital/Analog normal
- Dengan lubang baut untuk pemasangan yang mudah
- Kecil, murah dan mudah didapat
·
Flame Sensor
Spesifikasi :
Operating Voltage | 3.3V ~ 5.5V |
Infrared Wavelength Detection | 760nm ~ 1100nm |
Sensor Detection Angle | 60° |
Board Dimensions | 1.5cm x 3.6cm [0.6in x 1.4in] |
·
Touch Sensor
Spesifikasi :
- Operating voltage 2.0V~5.5V
- Operating current @VDD=3V, no load
- At low power mode typical 1.5uA, maximum 3.0uA
- The response time max 220mS at low power mode @VDD=3V
- Sensitivity can adjust by the capacitance(0~50pF) outside
- Stable touching detection of human body for replacing traditional direct switch key
- Provides Low Power mode
- Provides direct mode、toggle mode by pad option(TOG pin) Q pin is CMOS output
- All output modes can be selected active high or active low by pad option(AHLB pin)
- After power-on have about 0.5sec stable-time, during the time do not touch the key pad, and the function is disabled
- Auto calibration for life at low power mode the re-calibration period is about 4.0sec normally, when key detected touch and released touch, the auto re-calibration will be redoing after about 16sec from releasing key
- The sensitivity of TTP223N-BA6 is better than TTP223-BA6’s. but the stability of TTP223N-BA6 is worse than TTP223-BA6’s.
- LM35 Sensor
- Tegangan kerja berkisar 4 Volt DC – 30 Volt DC
- Output linear dengan peningkatan tegangan 10mV (0.01V) untuk tiap kenaikan suhu sebesar 1°C
- Arus kerja yang rendah yaitu kurang dari 60 µA
- Dapat mengukur suhu dengan range -55°C sampai 150°C
- Akurasi ±0.5°C pada suhu ruangan 25 ºC
·
Seven Segment
- Decoder
3. Dasar Teori (Kembali)
a. Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom, sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada arus kuat. Contoh lain penggunaan kawat nikrom dapat dilihat pada elemen pemanas setrika. Jika elemen pemanas tersebut dibuka, maka terdapat seutas kawat spiral yang biasa disebut dengan kawat nikrom.
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara mikroskopik, unsur-unsur penyusun resistor memiliki sedikit sekali elektron bebas. Akibatnya pergerakan elektronya menjadi sangat lambat. Sehingga arus yang terukur pada multimeter akan menunjukan angka yang lebih rendah jika dibandingkan rangkaian listrik tanpa resistor.
Simbol dari resistor merupakan
sebagai berikut :
Cara Menghitung Nilai Resistor
Berdasarkan
bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk
yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk
Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita
harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam
warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode
tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
1)
Berdasarkan Kode Warna
Seperti
yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili
oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam
bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga
yang 5 Gelang.
Gelang
warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya
sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai
toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah
warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor:
-
4 Gelang
Warna
- 5 Gelang Warna
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm
dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% = 2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~
2.310 Ohm
Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan
seperti berikut:
HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru,
UNGu, Abu-abu, PUtih)
2)
Berdasarkan Kode Angka
Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip
lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak menggunakan kode warna sebagai
pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen
Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut
dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)
Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Contoh cara pembacaan dan cara menghitung nilai
resistor berdasarkan kode angka adalah sebagai berikut :
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan)
tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin
dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus
yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :
Dimana V adalah tegangan, I adalah kuat arus, dan R adalah
Hambatan
b. Transistor
Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai
penguat sinyal, pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan
fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor,
dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe NPN.
Transistor ini diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi
arus, maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi
ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir
dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang
diberikan pada kaki basis melebihi arus pada kaki kolektor atau arus pada kaki kolektor
adalah nol (karena tegangan kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor
akan mengalami cutoff (saklar tertutup).
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan
semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai
basis, kolektor, dan emitor.
Terdapat rumus rumus dalam mencari transistor seperti rumus di bawah ini:Rumus dari Transitor adalah :
hFE = iC/iB
dimana, iC = perubahan arus kolektor
iB = perubahan arus basis
hFE = arus yang dicapai
- Karakteristik Input
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
- Karakteristik Output
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.
Gelombang I/O Transistor
c. Relay
Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar
atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian
utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Berikut adalah simbol dari komponen relay.
Gambar bagian-bagian relay:
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Apabila coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnetik yang dapat menarik armature untuk merubah switch contact point.
- Apabila coil tersebut sudah tidak dialiri arus listrik, maka Armature akan kembali lagi ke posisi Normally Close.
- Umumnya, coil yang digunakan oleh relay untuk mengubah switch contact point ke posisi NC hanya membutuhkan arus listrik yang kecil.
d. Gerbang Logika AND
Gerbang AND akan berlogika 1 apabila semua inputnya berlogika 1, namun bila salah satu atau semua keluarannya berlogika 0 maka keluarannya berlogika 0. Perhatikan Tabel kebenaran dibawah untuk menjelaskan gerbang AND.
e. Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip kerja motor DC:
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
f. Buzzer
Buzzer listrik adalah
sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran
suara.
Simbol:
Buzzer dapat bekerja dengan baik
dalam menghasilkan frekuensi kisaran 1-5 KHz hingga 100 KHz untuk aplikasi
ultrasound. Tegangan operasional buzzer yang umumnya berkisar 3-12 V.
Spesifikasi:
Cara Kerja Buzzer
Tegangan
Listrik yang mengalir ke buzzer akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan
tersebut akan diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh manusia.
g.
Vibration
Sensor
Sensor vibrasi SW420
adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendteksi adanya getaran dan akan diubah
ke sinyal listrik. cara kerja sensor ini dengan menggunakan satu buah pelampung
logam yang akan bergetar di tabung yang berisi 2 elektroda ketika sensor
menerima getaran. Terdapat 2 output digital (0 dan 1) dan analog output.
Sensor fibrasi ini dibagi menjadi dua macam yaitu :
A. Kontak
Sensor ini disebut juga cassing measurement. Sensor yang digunakan adalah sensor seismic transduser, yaitu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan percepatan. Untuk mengukur kecepatan menggunakan velocity probe dan velomitor probe, sedangkan untuk mengukur percepatan menggunakan sensor acceleration probe.
a. Velocity probe
1) Pengertian
Ujung sensor ini akan bersentuhan langsung dengan benda yang akan diukur fibrasinya, sensor ini berfungsi untuk mengukur getaran dari suatu alat atau mesin menggunakan kecepatan sebagai parameternya.
Adapun konstruksinya adalah sbb :
- Massa
- Kumparan
- Pegas
- Magnet permanen
- Damper Connector
- Cassing velocity probe
2) Prinsip Kerja
Prinsip kerja velocity probe sesuai dengan hukum fisika yaitu apabila suatu konduktor/kumparan yang dikelilingi oleh medan magnet kemudian koduktor bergerak terhadap medan magnet atau medan magnet bergerak terhadap konduktor maka akan menimbulkan suatu tegangan induksi pada konduktor. Apabila transducer ini ditempatkan pada bagian mesin yang bergetar, maka tranduser inipun akan ikut bergetar, sehingga kumparan yang ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet sehingga akan menghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat kumparannya. Dengan mengolah sinyal listrik dan transdusernya, maka getaran dapat diukur.
b. Acceleration Probe
1) Pengertian
Termasuk sensor kontak yang berfungsi untuk mengukur getaran dengan mengukur kecepatan dari mesin tersebut
2) Prinsip kerja
Pada acceleration probe terdapat Case insulator yang berkontak langsung dengan mesin yang hendak diperiksa, Case Insulator ini berfungsi sebagai transmitter atau yang menstransmisikan getaran dari mesin menuju piezoelectric sehingga piezoelectric mengalami tekanan yang sebanding dengan getaran yang diterima dari mesin. Getaran mekanis yang menimbulkan gaya akan mengenai bahan piezoelectric tersebut sehingga bahan piezoelectric tersebut menghasilkan muatan listrik. Tetapi arus listrik yang dihasilkan oleh piezoelectric ini sangat kecil, sehingga diperlukan alat lain agar menghasilkan muatan listrik yang standard. Karena muatan listrik yang ditimbulkan oleh piezoelectrik sangat kecil maka didalamnya dipasang rangkaian electronik/amplifier yang dapat membangkitkan muatan agar muatan listrik yang dihasilkan oleh bahan piezoelectric menjadi lebih besar. Besar muatan listrik yang dihasilkan oleh bahan piezo electric sebesar picocoulombs per g. Sedangkan besarnya sinyal yang dihasilkan setelah didalamnya dipasang penguat, mempunyai sensitivitas 50 mv per g.
Karakteristik
Sensor Vibrasi SW420
-
Tegangan
operasi 3,3 V hinggan 5V DC
-
LED
menunjukkan keluaran dan daya
-
Desain
berbasis LM393
-
Mudah
digunakan dengan mikrokontroler atau IC digital/analog normal
-
Dengan
lubang baut untuk memudahkan pemasangan
Grafik respon:
h.
Flame
Sensor
Sensor api atau Flame sensor merupakan salah satu alat pendeteksi kebakaran melalui adanya nyala api yang tiba-tiba muncul. Besarnya nyala api yang terdeteksi adalah nyala api dengan panjang gelombang 760 nm sampai dengan 1.100 nm. Transducer yang digunakan dalam mendeteksi nyala api adalah infrared.
Secara umum, prinsip kerja sensor api cukup sederhana, yaitu memanfaatkan sistem kerja metode optik. Optik yang mengandung ultraviolet, infrared, atau pencitraan visual api, dapat mendeteksi adanya percikan api sebagai tanda awal kebakaran. Jika telah terjadi reaksi percikan api yang cukup sering, maka akan terlihat emisi karbondioksida dan radiasi dari infrared. Siap yang dapat mendeteksi ini sebaga sebuah kebakaran? Tentunya ultraviolet yang terkandung dalam sensor api.
Selanjutnya, sensor api terbagi menjadi 4 jenis, diantaranya adalah UV Flame Detektor, UV/IR Flame Detector, Multi-Spectrum IR Flame Detector (MSIR), dan Visual Imaging Detector. Berikut ini penjelasan dan cara kerja sensor api jenis-jenis tersebut.
Grafik
respon sensor:
i. Touch Sensor
Jenis-jenis Sensor Sentuh
Berdasarkan fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Sensor Kapasitif
Sensor sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.
Sensor Resistif
Tidak seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.
Grafik Sensor :
- Akurasi ±0.5°C pada suhu ruangan 25 ºC
Sensor suhu LM35 hadir dalam banyak sekali bungkus baik TO-92 (bentuk transistor). TO-46 (bentuk transistor metal) dan yang lain :
Berikut ini yakni spesifikasi sensor LM35 pin-out pada kaki sensor suhu LM35 untuk jenis TO-92 (kemasan tipe transistor)
Pin | Fungsi Pin | Deksripsi |
1 | Vcc | Tegangan masukan +5V DC |
2 | Output | Output dalam bentuk sinyal analog berbentukkenaikan tegangan sebesar 10mV untuk kenaikan suhu tiap 1°C dengan range deteksi suhu -55°C sampai 150°C |
3 | Ground | Grounding atau negatif untuk dihubungan dengan rangkaian |
IC BCD 74247 merupakan IC yang bertujuan mengubah
data BCD (Binary Coded Decimal) menjadi suatu data keluaran untuk seven
segment. IC 74247 yang bekerja pada tegangan 5V ini khusus untuk menyalakan
seven segment dengan konfigurasi common anode. Sedangkan untuk menyalakan
tampilan seven segment yang bekerja pada konfigurasi common cathode menggunakan
IC BCD 7448.
IC ini sangat membantu untuk meringkas masukan
seven segmen dengan jumlah 7 pin, sedangkan jika menggunakan BCD cukup dengan 4
bit masukan. IC BCD bisa juga disebut dengan driver seven segment. Berikut
konfigurasi Pin IC 74247.
Konfigurasi Pin Decoder:
-
Pin Input IC BCD, memiliki fungsi sebagai masukan
IC BCD yang terdiri dari 4 Pin, nama pin masukan BCD dilangkan dengan
huruf kapital yaitu A, B, C dan D. Pin input berkeja dengan logika
High=1.
- Pin Ouput IC BCD, memiliki fungsi untuk
mengaktifkan seven segmen sesuai data yang diolah dari pin input. Pin
output berjumlah 7 pin yang namanya dilambangkan dengan aljabar huruf
kecil yaitu, b, c, d, e, f dan g. Pin Output bekerja dengan logika low=0.
Karena itulah IC 7447 digunakan untuk seven segment common anode.
- Pin LT (Lamp Test) memiliki fungsi untuk
mengaktifkan semua output menjadi aktif low, sehingga semua led pada seven
segmen menyala dan menampilkan angka 8. Pin LT akan aktif jika diberi
logika low. Pin ini juga digunakan untuk mengetes kondisi LED pada
seven segment.
- Pin RBI (Ripple Blanking Input) memiliki fungsi
untuk menahan data input (disable input), pin RBI akan aktif jika diberi
logika low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven
segment tidak aktif.
- Pin RBO (Ripple blanking Output) memiliki fungsi
untuk menahan data output (disable output), pin RBO ini akan aktif jika
diberikan logika Low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan
seven segment tidak aktif.
Pada aplikasi IC dekoder 74247, ketiga pin (LT, RBI dan RBO) harus diberi logika HIGH=1 agar tidak aktif. Baik IC 74247 atau 7448 pada bagian output perlu dipasang resistor untuk membatasi arus yang keluar sehingga led pada seven segment bekerja secara optimal. Berikut ini rangkaian IC dekoder 7448 untuk konfigurasi seven segment common cathode.
Tabel Kebenaran :
l. Seven Segment
Seven segment merupakan bagian-bagian yang
digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut
terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan
huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2
LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal
serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED
penyususnan dalam seven segment.
Tabel Pengaktifan Seven Segment
Display
4. Prosedur Percobaan (Kembali)
5. Rangkaian Simulasi (Kembali)
6. Vidio Simulasi (Kembali)
Prinsip Kerja :
Apabila vibrasi sensor, flame sensor, dan touch sensor tidak mendeteksi getaran dan percikan api yaitu ketiga sensor berlogika 0, maka output pada sensor sebesar 0-0.5 V akan diteruskan ke pin A, pin B, dan pin C 74247 sehingga seven segmen akan menampilkan angka 0 sebagai tanda bahwa ketiga sensor tidak ada menedeteksi apapun.
Apabila sensor vibrasi mendeteksi adanya getaran yaitu sensor berlogika 1 maka output sensor sebesar 5 V diteruskan ke pin A 74247 sehinnga seven segmen akan menampilkan angka 1 yang menandakan sensor vibrasi aktif. Kemudian output sensor sebesar 5V juga diteruskan ke gerbang AND maka input pada gerbang AND yaitu 1:1 sehingga output pada gerbang AND yaitu 1 lalu diteruskan ke resistor kemudian tegangan sebesar 0.87 V diteruskan ke transistor sehingga transistor aktif. Karena Q1 on maka ada arus dari batterai menuju relay sehingga relay aktif sehingga switch relay berpindah ke kiri dan relay on. dari relay arus mengalir ke kaki kolektor Q1 menuju ke emitor dan ke ground. Karena relay on maka arus mengalir ke battray dan dari baterai masuk ke buzer sehingga buzer aktif.
Apabila flame sensor mendeteksi adanya percikan api yaitu sensor berlogika 1 maka output sensor sebesar 5V diteruskan ke pin B 74247 sehinnga seven segment akan menampilkan angka 2 yang menandakan sensor flame aktif. Kemudian output sensor sebesar 5V juga diteruskan ke gerbang AND maka input pada gerbang AND yaitu 1:1 sehingga output pada gerbang AND yaitu 1 lalu diteruskan ke resistor kemudian tegangan sebesar 0.87 V diteruskan ke transistor sehingga transistor aktif. Karena Q2 on maka ada arus dari batterai menuju relay sehingga relay aktif sehingga switch relay berpindah ke kiri, dari relay arus mengalir ke kaki kolektor Q2 menuju ke emitor dan ke ground. Karena relay on dan switchnya berpindah ke kiri, arus mengalir ke battray dan dari batrai masuk ke motor sehingga motor aktif dan kran air terbuka.
Saat touch sensor mendeteksi adanya sentuhan yaitu sensor berlogika 1 maka output sensor sebesar 5V diteruskan ke gerbang AND lalu diteruskan ke resistor kemudian tegangan sebesar 0.87 V diteruskan ke transistor sehingga transistor aktif. Karena Q3 on maka ada arus dari batterai menuju relay sehingga relay aktif sehingga switch relay berpindah ke kiri, dari relay arus mengalir ke kaki kolektor Q3 menuju ke emitor dan ke ground. Karena relay on dan switchnya berpindah ke kiri, arus mengalir ke battray dan dari batrai masuk ke motor sehingga motor aktif dan pintu terbuka.
Apabila sensor vibrasi, sensor flame, dan touch sensor aktif maka output dari sensor vibrasi, sensor flame, dan touch sensor akan diteruskan ke pin A, pin B, dan pin C 74247 sehingga seven segment akan menampilkan angka 7 yang menandakan ketiga sensor aktif sehingga output dari ketiga sensor sebesar 5V diteruskan ke gerbang AND U2, U3, dan U4 lalu diteruskan ke transistor karena transistor on maka ada ada arus dari batterai masuk ke relay sehingga relay aktif dan switch pada relay berpindah ke kiri dari relay arus mengalir ke kaki kolektor menuju ke emitor dan ke ground . Karena relay on maka arus mengalir ke motor dan buzer sehingga motor dan buzer aktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar