Ruangan Bebas Asap Rokok
(sensor gas
MQ-2, sensor PIR, dan sensor suara)
1. Tujuan[Kembali]
·
Mengetahui cara kerja sensor MQ-2, PIR, dan suara
· Memahami cara kerja sensor MQ-2, PIR, dan suara
· Mempu mensimulasikan rangkaian pada proteus
2. Alat dan bahan[Kembali]
·
Alat
a. DC voltmeter
VOLTMETER DC
adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC
antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika.
·
Bahan
a. Baterai
Baterai
merupakan alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi
listrik. Pada percobaa ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya.
b. Sensor gas MQ-2
Sensor gas MQ-2 digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan analog. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane, methane , alcohol, Hydrogen, smoke. Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk alat emergensi sebagai deteksi gas-gas, seperti deteksi kebocoran gas, deteksi asap untuk pencegahan kebakaran dan
c. Sensor
Sensor Suara adalah
sensor yang memiliki cara kerja merubah besaran suara menjadi besaran listrik.
Sensor ini bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan gelombang suara yang
mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang
memiliki kumparan kecil dibalik membran tersebut naik dan turun. Kecepatan
gerak kumparan tersebut menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang
dihasilkannya.
d. Resistor
Resistor
adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
e. Motor
Motor
Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah
energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC
ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor
memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct
Current) untuk dapat menggerakannya.
f.
Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
g. Transistor
Transistor
adalah alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal, pemutus
atau penyambunng sinyal (switching). Transistor memiliki tiga kaki elektroda,
yaitu basis, kolektor, dan emitor.Pada rangkaian kali ini digunakan transistor
2SC1162 bertipe NPN. Transistor ini diumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika
kaki basis diberi arus, maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang
disebut dengan kondisi ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka
tidak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi
OFF. Namun, jika arus yang diberikan pada kaki basis melebihi arus pada kaki
kolektor atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan kaki
kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff (saklar
tertutup).
h. Op-amp
Operational
Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari
bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik.
i.
Ground
Berfungsi
sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi
kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, sebagai proteksi perlatan
elektronik sehingga dapat mencegah kerusakan saat terjadi kebocoran tegangan, dan
sebagai penetralisir noise (cacat) yang disebabkan oleh daya maupun kualitas
komponen tidak standar.
j.
Relay
Relay adalah
Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi.
k. Logic state
Sebagai pemberi kondisi,jika diberi logika1 maka sensor aktif sedangkan logika 0 sensor tidak aktif.
l. sensor PIR
Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sesuai dengan namanya sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar
3. Dasar teori[Kembali]
Rangkaian Adder atau penjumlahan sinyal dengan OP-AMP adalah konfigurasi OP-AMP sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasilkan sinyal output yang linear sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor penguatan yang ada.
Pada umumnya rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting atau non-inverting yang diberikan input lebih dari 1 line.
Gambar 1. Rangkaian Non-Inverting Adder Amplifier |
Rangkaian Adder/Penjumlahan Non-Inverting atau disebut Non-Inverting Adder Amplifier memiliki penguatan tegangan yang tidak melibatkan nilai resistansi input yang digunakan. Oleh karena itu pada penjumlahan non-inverting nilai resistor input (R1, R2, R2) sebaiknya bernilai sama persis, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kestabilan dan akurasi penjumlahan sinyal yang diberikan ke rangkaian.
Pada rangkaian Non-Inverting Adder Amplifier, sinyal input (V1, V1, V3) diberikan ke jalur input melalui resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Besarnya penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat penjumlahan Non-Inverting diatas diatur oleh resistor feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri), sehingga dapat dirumuskan dengan :
Teori mengenai rangkaian Non-Inverting Adder Amplifier dengan menggunakan teorema superposisi :
- Anggap jika Va berjalan sendiri, Vb = 0
- Anggap jika Vb berjalan sendiri, Va = 0
- Maka nilai dari V1 adalah
- Diketahui bahwa nilai Vo = Va + Vb , maka untuk pembuktiannya :
Misalkan Ra = Rb = R
Misalkan Rf = Ri = R
Nilai Tegangan Output adalah sebesar Vo = Av.Vin
Karena nilai Vin = V1
- Maka Nilai dari Vo = Va + Vb inilah yang disebut sebagai Adder
Dengan diketahuinya nilai penguatan tegangan pada rangkaian penjumlahan non-inverting tersebut dapat dirumuskan besarnya tegangan output (Vout) rangkaian. Secara matematis rumus dari Vout :
Rangkaian adder/penjumlahan non-inverting ini jarang digunakan dalam aplikasi rangkaian elektronika, karena nilai outputnya adalah hasil kali rata-rata tegangan input dengan faktor penguatan (Av) sehingga nilai penjumlahan tegangan merupakan hasil rata-rata sinyal input dan penguatan tegangan belum sesuai dengan kaidah penjumlahan.
Sensor MQ-2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap yang
berasal dari gas mudah terbakar di udara. Pada dasarnya sensor ini terdiri dari
tabung aluminium yang dikelilingi oleh silikon dan di pusatnya ada elektroda
yang terbuat dari aurum di mana ada element pemanasnya.
Ketika terjadi proses pemanasan, kumparan akan dipanaskan sehingga
SnO2 keramik menjadi semikonduktor atau sebagai penghantar sehingga melepaskan
elektron dan ketika asap dideteksi oleh sensor dan mencapai aurum elektroda
maka output sensor MQ-2 akan menghasilkan tegangan analog.
Spesifikasi sensor pada sensor gas MQ-2 adalah sebagai berikut:
ü Catu daya
pemanas : 5V AC/DC
ü Catu daya
rangkaian : 5VDC
ü Range
pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk butane 5000 -
20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
ü Keluaran
: analog (perubahan tegangan)
konfigurasi dari sensor MQ-S :
ü Pin 1
merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.
ü Pin 2
merupakan tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.
ü Pin 3 (VH)
digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH = 5VDC.
ü Pin 4
merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog.
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa konsentrasi minimum yang dapat diuji adalah 100ppm dan maksimumnya 10000ppm atau konsentrasi gasnya antara 0.01% dan 1%. Namun, rumusnya tidak dapat ditentukan karena hubungan grafik antara rasio dan konsentrasi adalah nonlinear.
Sensor suara merupakan module sensor yang mensensing besaran
suara untuk diubah menjadi besaran listrik .Module ini bekerja berdasarkan
prinsip kekuatan gelombang suara yang masuk. Dimana gelombang suara tersebut
mengenai membran sensor, yang berefek pada bergetarnya membran sensor. Dan pada
membran tersebut terdapat kumparan kecil yang dapat menghasilkan besaran
listrik. Kecepatan bergeraknya membran tersebut juga akan menentukan besar
kecilnya daya listrik yang akan dihasilkan. Spesifikasi dari modul sensor suara antara
lain:
ü Sensitivitas
dapat diatur (pengaturan manual pada potensiometer)
ü Condeser
yang digunakan memiliki sensitivitas yang tinggi
ü Tegangan
kerja antara 3.3V – 5V
ü Terdapat 2
pin keluaran yaitu tegangan analog dan Digital output
ü Sudah
terdapat lubang baut untuk instalasi
ü Sudah terdapat indikator led
Respon frekuensi (frequency response) microphone didefinisikan sebagai rentang suara (dari frekuensi terendah hingga tertinggi) yang dapat dihasilkan dan variasinya di antara rentang tersebut.
Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa makin tinggi frekuensi maka semakin tinggi tingkat sensitivitasnya, atau bisa dikatakan berbanding lurus.
Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sesuai dengan namanya sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
- Fresnel Lens -->Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama.
- IR Filter -->IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.
- Pyroelectric Sensor -->Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik.
- Amplifier -->Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.
- Komparator-->Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga mengahasilkan output.
- Input Voltage: DC 4.5-20V
- Static current: 50uA
- Output signal: 0,3V (Output high when motion detected)
- Sentry Angle: 110 degree
- Sentry Distance: max 6/7 m
- Shunt for setting overide trigger: H - Yes, L - No
4. Percobaan[Kembali]
a. Rangkaian[Kembali]
Cara kerja:
b. Video[Kembali]
c. Download[Kembali]
Download html
Download rangkaian disini
Download
video disini
Download library
sensor gas mq-2 disini
Download library sensor suara disini
Download datasheet sensor suara disini
Downlaod datasheet sensor gas mq-2 disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar